Kamis, 29 Juli 2010

Mandalawangi Cibodas



WW Mandalawangi dengan luas 39,5 ha statusnya merupakan hutan produksi yang dikembangkan sebagai Bumi Perkemahan. Lokasinya sangat strategis dimana merupakan daerah tujuan wisata Cipanas – Puncak Bogor, termasuk wilayah pengelolaan hutan RPH Pacet, BKPH Gede Tikur KPH Cianjur, dan secara administratif pemerintahan termasuk Desa Rarahan Kecamatan Pacet Kabupaten cianjur.


Wana wisata ini terletak pada ketinggian 1100 m dpl. Konfigurasi lapangan umumnya bergelombang dan berbukit. Curah hujan 3500 – 4500 mm/tahun dengan suhu udara rata-rata 18 – 200 C.Pemandangan hutan pinus dan hutan alam dengan keanekaragaman jenis yang cukup tinggi diantaranya pohon Puspa, Rasamala, Nangka, Damar, Saninten, Jamuju, Baros, Huju, Pasang, Syfrus, Suren, Kaliandra, Filisium, Kondang, Salam, Mahoni, Cemara, Kurai, Sengon, Flamboyan, Pulus, Eucalypus, Kihaji, Riung anak, Bungur, Angsana, Beringin, Aksia, Rumput pahit, Jampang pahit, Sulanjana, Alang-alang, Putri malu, Antanan, Totoropongan, Takokak, Kaso, Kecubung, Tepus, Sembung gunung, Kiurat, Lemmo, Kingkilaban, Lakotmala, Paku andom, Kadaka, Rotan, Konyal.

Fauna yang terdapat di wana wisata ini antara lainburung pipit, kutilang, tekukur, jogjog, sesap madu, burung hantu, kepodamng, bangau, alap-alap dan kalajengking, berang-berang, anjing huhtan, kucing hutan, tupai, menjangan, kelelawar, kera ekor panjang, macan tutul, babi hutan dan trenggiling.

Kawasan wana wisata Mandalawangi sebagai wisata harian dan wisata untuk berkemah khususnya para pelajar.

Aksebilitas
Dapat dicapai dengan kendaraan roda 4 dan roda 6 dengan jarak tempuh 25 km dari Cianjur, 85 km dari Bandung dan sekitar 95 km dari Jakarta dengan kondisi jalan beraspal.

Cipanas Gn. Galunggung


Pemandangan alam berupa kawah gunung berapi dan potensi flora diantaranya putri malu, walang sangit, saladah, lumut belerang, kecubung, Kaliandra, dowala, pakis, hamerang, burnugr dan ketapang. Sedangkan fauna yang dapat ditemukan diantaranya ular kawung, ular sanca, ular belang, ular hijau, ciung batu, buku haur dan lutung hitam.

Dengan terjadinyna letusan yang berkepanjangan dari kawah Gunung Jadi dan Gunung Warirang sejak tanggal 5 April 1982, dimana telah dimuntahkan berpuluh-puluh juta meter kubik material dan sampah-sampah Gunung Apih sehingga menimbulkan perubahan besar pada kondisi umum daerah baik sacara langsung maupun tidak langsung.
Dengan keadaan fisik hutan telah berubah menjadi lahan yang gersang, keadaan tanah dan airpun menjadi tercemar dan rusak, daerah-daerah pertanian, peternakan, perkebunan dan irigasi-irigasi mengalami kerusakan keadaan sosial ekonomi masyarakat sekitar Gunung Mersa cemas, khawatir dan harapan masa depan yang tidak menentu terutama bagi mereka yang langsung kena musibah.

Akibat dari kerusakan kawasan hutan ini dipandang perlu adanya penanggulangan secepatnya supaya fungsi hutan segera dipulihkan, hal ini diperlukan adanya usaha-usaha rehabilitasi pada daerah-daerah yang mengalami kerusakan, dari jumlah luas hutan lindung dan hutan produksimencakup luas 6.036,10 ha.

Tidak hanya merehabilitasi hutannya saja, Perum Perhutani juga membangun Wana Wisata Cipanas Galunggung sejak tahun 1988 dengan fasilitas yang disediakan berupa pintu gerbang, tempat mandi/pancuran, shelter, dsb.

Fasilitas

Fasilitas yang terdapat di WW Cipanas Galunggung diantaranya, jembatan, bengunan untuk pemandian pancuran 12, gardu jaga, bak penampung air, musholla dan kios pedagang.

Aksebilitas

Lokasi ini dapat dicapai dengan kendaraan roda empat. Jarak tempuh dari Tasikmalaya sekitar 17 km dengan kondisi jalan beraspal.
Keindahan Alam adalah Anugrah Tuhan, mari kita lestarikan dengan sebaik baiknya